Inez's Diary · travel

Bali Summer Trip #2

This post is very long overdue. Video-nya sendiri udah selesai entah dari kapan tau deh.

Hari kedua di bali ini nggak ke banyak tempat, we really take our time mengingat rencana hari ketiga yang sangat padat. Menjelang siang kami baru beranjak dari hotel, tempat yang di tuju adalah sebuah rumah makan. Kebingungan melanda karena tempat yang di maksud tidak ada di mesin pencari begitupun di peta. Rumah Makan Matahari Terbit, begitu kata Nona Lubis. Puter sana, puter sini di sekitaran sanur hingga nyaris menyerah untuk kembali makan di Mak Beng. Di tengah pengalaman nyasar tersebut, kami ditunjukkan arah ke Jalan Matahari Terbit oleh warga lokal, sudah hopless padahal. Kamipun menyusuri dengan perlahan takut terlewat. Sesampainya di ujung jalan, hanya ada satu rumah makan yang namanya “CAK JUL”. Iya, warung cak jul bukan matahari terbit yaaa.

Santap siang di Cak Jul menyenangkan. Deburan pantai terdengar kencang, angin sepoi-sepoi dan cuaca begitu cerah menyengat. Tentu saja yang di pesan adalah sop ikan, sama seperti Mak Beng. Kuah sopnya seger banget-banget, lebih berasa daripada Mak Beng tapi buat saya yang kurang suka ikan, rasa ikannya masih berasa nggak kayak Mak Beng. Lain halnya dengan ikan gorengnya, its delish. Rasanya kurang lebih sama dengan Mak Beng cuma lebih kecil aja ukurannya. Ikan goreng, dipadu dengan sambal matah dan kecap beuuuuuhh, sensational. Harganyapun very reasonable, 30rb aja. For my taste sih, lebih suka Mak Beng yang juara banget ngilangin rasa amis ikannya. Sayang Mak Beng tempatnya sempit, berasa makan di warteg kalo pas makan siang, rame, pengap dan buru-buru. Agak kurang menikmati pokoknya.

Dari Cak Jul, kami kembali ke hotel lalu berangkat ke Uluwatu menjelang sore. Udah deg-deg-an aja nggak bakal kebagian tiket kecak karena macet panjang. Harusnya kami pergi lebih awal. No matter, Tuhan masih sayang sama kami. Nyampe di Uluwatu pas banget sunset dan mau dimulai Kecaknya. Karena datang pas injury time, jadi nggak ada foto di Pura-nya. Somehow we are so lucky, dapet seat di barisan nomer 2 dari depan. A very nice experience watching the whole thing. Dari tempat duduk, saya bisa liat jelas ekspresi wajah para performer di sana. Expresi mereka nyata banget, seolah benar-benar mengalami tapi juga kosong di saat yang sama. Theatrical play-nya juga amazing. It is satisfying. Pertunjukkanya bercerita tentang kisah Rama-Shinta. Bagaimana mereka terpisah karena Shinta diculik Rahwana dan bagaimana peran Hanoman sebagai pembawa pesan. This Hanoman is hilarious. So, the play is not all serious.

Something is bittersweet that day. I remember my Dad. He passed away on 2013. He loved wayang stories, hapal kisah-kisahnya, and at some point he was humming the song and sang it. I really wished he was there. That i am watching Kecak with him that time. I wish i could take him there, he would loved it.

3 thoughts on “Bali Summer Trip #2

Leave a comment